Ingin Jadi Penulis Buku Self-Improvement? Yuk, Belajar Caranya Berpikir Kritis!
Seorang penulis tidak hanya butuh kemampuan teknis kepenulisan saja, melainkan juga perlu memiliki skill berpikir kritis. Terlebih jika kamu ingin menjadi seorang penulis buku-buku pengembangan diri! Kemampuan ini wajib kamu pelajari! Yuk simak bagaimana cara melatihnya!
Kamu Punya Potensi Berpikir Kritis!
Pernahkah kamu bertanya pada diri sendiri, apakah setiap orang memiliki kemampuan yang sama dalam berpikir kritis? Jika pernah, sudahkah kamu tahu apa jawabannya? Seandainya belum mendapat jawaban, maka kamu berada di halaman yang tepat!
Sejatinya, setiap manusia memiliki potensi berpikir kritis sebab mereka dianugerahi akal dan otak untuk digunakan sebagai media mengolah pikiran. Namun, tidak semua orang bisa mengembangkannya dengan baik, sehingga pikiran mereka menjadi tumpul dan dangkal.
Nah, secara alami otak manusia sudah dibekali dengan kemampuan menganalisis, membandingkan, mengevaluasi informasi dan membuat keputusan. Elemen-elemen ini adalah kunci dasar dari berpikir kritis. Jika dilatih dengan benar dan rutin, kemampuan otak untuk berpikir akan sangat berguna dalam setiap seluk-beluk kehidupannya.
Tak terkecuali jika ingin menjadi seorang penulis, khususnya genre pengembangan diri. Kemampuan ini hukumnya wajib dimiliki oleh si penulis karena buku-buku dengan topik self improvement biasanya berisi ilmu yang bersifat mendalam.
Nah, bagaikan otot yang harus terus diasah, kemampuan otak untuk berpikir kritis juga harus dilatih! Lalu, bagaimana caranya?
Yuk, Latih Kemampuan Berpikir Kritis dengan Cara Ini!
Sebelum terjun menulis buku pengembangan diri, tentunya kamu harus memiliki segudang ilmu untuk dibagikan. Jika tidak memiliki bekal ilmunya, lantas apa yang bisa dituangkan ke dalam buku?
Jadi, untuk membantu kamu dalam mencapai ”ilmu yang cukup” untuk dibagikan ke dalam buku, kamu bisa mulai dengan membiasakan diri untuk berpikir kritis. Kabar baiknya, cara yang bisa dilakukan sangatlah mudah dan bisa dilaksanakan oleh siapa saja dan kapan saja.
-
Biasakan Bertanya ”Mengapa?” dan ”Bagaimana?”
Siapa yang ingat dengan peribahasa ”malu bertanya, sesat di jalan”? Sejak kecil, kita dibiasakan untuk berani bertanya jika memiliki pertanyaan di kepala. Tanpa sadar, kemampuan bertanya ini akan membentuk kita untuk memiliki skill berpikir kritis!
Namun, cara kita bertanya perlu ditingkatkan. Jika ingin mengasah kemampuan berpikir kritis, jangan puas dengan jawaban yang dangkal. Sebaliknya, biasakan diri untuk bertanya “mengapa” dan “bagaimana”.
Dengan kebiasaan ini, secara perlahan otak kita akan lebih terlatih untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi, sehingga kemampuan berpikir kritis semakin terasah.
-
Baca dari Banyak Perspektif
Kemampuan berpikir kritis tentu sangat terkait dengan aktivitas membaca. Semakin banyak bacaan dan pengetahuan yang kita peroleh, semakin tajam pula keterampilan berpikir kritis yang kita miliki. Akan lebih bermanfaat jika kita membaca buku dari berbagai perspektif.
Melatih otak untuk melihat suatu isu dari sudut pandang yang berbeda akan meningkatkan kemampuan membandingkan. Ingat, elemen ini adalah kunci dalam mengembangkan kemampuan berpikir, bukan?
Cobalah mulai dengan membaca tentang satu topik, misalnya pendidikan. Perbandingkan sudut pandang konservatif dan progresif, lalu evaluasi keduanya.
-
Mainkan ”Devil’s Advocate”
Pernah mendengar istilah ”Devil’s Advocate”? Jika belum, teknik ini kerap digunakan sebagai media untuk mengasah kemampuan berpikir, loh!
Lakukan aksi dengan berpura-pura untuk menentang pendapatmu sendiri, dan mencari celah dari argumenmu. Cara ini bisa melatih otakmu dalam melihat kelemahan argumen dan memperkuat logika.
-
Evaluasi Bukti dan Fakta
Di era serba digital ini pasti tidak asing dengan berita-berita hoax, kan? Sekarang coba lihat sudah berapa banyak berita bohong yang bertebaran di media sosial? Sedihnya, cukup banyak orang yang dengan mudah percaya tanpa mengevaluasi faktanya.
Nah, sebagai orang yang ingin mengasah pikiran agar lebih kritis, kamu bisa membiasakan diri untuk tidak langsung percaya terhadap suatu informasi yang didapatkan. Biasakan untuk bertanya bukti dan sumber kredibel sebagai acuan fakta!
-
Tulis Hasil Pemikiranmu
Jika empat langkah di atas sudah menjadi kebiasaan, berarti sedikit demi sedikit kemampuan berpikir kritismu semakin terasah. Biasanya, orang yang memiliki pemikiran kritis akan memiliki banyak argumen yang siap disampaikan.
Namun, tak jarang mereka kesulitan dalam menyusun logika dan argumen secara teratur. Untuk itu, menulis bisa menjadi solusi! Dengan menulis, kamu dapat menyortir dan mengorganisir pendapat sehingga lebih terstruktur dan terarah.
-
Perbanyak Diskusi dan Debat Sehat
Kamu pernah melihat acara debat di televisi dan merasa kagum dengan apa yang mereka lakukan? Atau pernah terpesona dengan diskusi berbobot yang ada di acara semacam Mata Najwa?
Jika kamu pernah mengalami hal ini, pasti sadar bahwa orang-orang yang berani berargumen biasanya adalah sosok yang cerdas dan berpikir kritis. Kamu juga bisa loh melakukannya! Ajak teman atau keluarga untuk berdiskusi mengenai topik-topik terkini dan tantang argumen satu sama lain dengan cara yang sopan.
Dari aktivitas berdiskusi yang sehat ini, kamu akan belajar logika dan bagaimana cara menyusun argumen dengan baik. Selain itu, kamu juga akan lebih menghargai perbedaan pendapat.
-
Jangan Terburu Menilai
Ingat peribahasa ”tong kosong, nyaring bunyinya”? Atau ”padi yang terisi akan semakin menunduk”?
Kedua peribahasa ini memiliki arti yang sama yakni orang berilmu tidak akan sembarangan dalam beropini atau menilai sesuatu. Mereka akan berpikir terlebih dahulu secara matang dan mendalam sebelum berargumen. Tentu, ini adalah skill yang harus dilatih.
Sebelum menyikapi sesuatu yang mungkin tidak sesuai dengan keyakinanmu, kamu bisa memberi jeda sejenak. Dari sini, kamu mungkin akan menemukan fakta baru yang belum terlihat dan sudut pandang lain.
-
Melakukan Refleksi Diri
Langkah terakhir, setelah mengambil keputusan atau beropini tentang sesuatu, luangkan waktu untuk refleksi diri!
Tanyakan pada dirimu sendiri, apakah opini yang disampaikan terlalu bias? Apakah ada yang bisa diperbaiki dari tindakanmu? Atau, jika baru saja mengalami suatu pengalaman, cobalah bertanya, “Apa yang bisa dipelajari dari kejadian ini?”
Itulah beberapa cara untuk mengasah kemampuan berpikir kritis. Jika melihat kembali pembahasan kelima, proses berpikir kritis akan menghasilkan tulisan yang berbobot, tajam, dan insightful. Ini berarti, kamu sudah siap untuk menulis buku pengembangan diri!
Siap Menjadi Penulis yang Berpikir Kritis?
Kini kamu tahu bahwa mengasah kemampuan berpikir kritis itu tidak sulit, kan? Namun, semua langkah di atas tidak bisa didapatkan dengan instan. Jika kamu punya tekad untuk menjadi penulis buku pengembangan diri, latihan-latihan ini bukan hanya penting, tapi esensial!
Dengan berpikir kritis, kamu bisa mempertanggungjawabkan apa yang disampaikan dalam bukumu. Jangan hanya mencatut pendapat dari sumber yang tidak jelas kredibilitasnya! Masa bukumu hanya berisi pendapat orang lain? Jangan sampai hal ini terjadi!
Sebelum menulis, kamu harus ingat bahwa buku adalah media yang sangat berharga yang bisa mencerdaskan orang lain. Isinya adalah hasil pemikiran dan pengalaman penulis dalam menghadapi dan menyikapi berbagai hal. Jika kamu sudah memiliki kemampuan menulis dan berpikir kritis, segera wujudkan buku pertamamu!
Namun, banyak orang yang memiliki pemikiran tajam, tapi kesulitan dalam menulis. Kalau kamu merasa seperti ini, mungkin kamu butuh bantuan kami! Melalui Alhambra Professional Writer, pemikiran kritismu bisa terwujud menjadi buku yang bermakna untuk masyarakat.
Tunggu apa lagi? Segera hubungi kami dan cari informasi lebih lanjut tentang Alhambra Professional Writer hanya di https://jasapenulisprofesional.com/.