Ingin Menjadi Penulis? Kenali 4 Gaya Penulisan yang Harus Dipahami Sebelum Mulai Menulis!

Gaya penulisan adalah aspek yang harus dipahami oleh penulis, baik pemula maupun profesional. Namun, khusus bagi kamu yang baru ingin memulai karier penulisan, hukumnya sangat wajib memahami apa saja gaya tulisan yang sering digunakan di buku-buku best seller!

Mengapa Harus Paham Gaya Penulisan?

Sebelum memulai terjun di dunia kepenulisan, ada banyak sekali ilmu yang perlu diketahui oleh calon penulis. Salah satunya adalah gaya kepenulisan!

Memahami gaya penulisan bukan sekadar skill yang perlu dikuasai oleh para penulis tetapi juga tentang bagaimana menyampaikan pesan dengan baik dan tepat! Maksudnya adalah ketika kamu sudah paham mengenai ilmu gaya kepenulisan, maka kamu bisa menulis konten yang relate dan efektif bagi pembaca.

Misalnya, kamu adalah penulis buku self-improvement yang memiliki cakupan audiens anak-anak mahasiswa. Setelah tahu bahwa akan menulis untuk dibaca oleh para mahasiswa yang berusia sekitar 20-23 tahun, maka gaya bahasa pun harus disesuaikan agar lebih engaging dan cocok bagi target pembaca.

Layaknya seorang aktor yang bisa menyesuaikan karakter dalam berbagai peran, penulis pun perlu memiliki fleksibilitas dalam menyesuaikan gaya penulisannya. Apakah kamu ingin menjadi penulis fiksi? Penulis buku pengembangan diri? Penulis biografi? Tentu saja, semua itu membutuhkan pendekatan gaya bahasa yang berbeda-beda.

Untuk itu, yuk kenali empat gaya penulisan utama yang sering digunkan dan wajib dikuasai!

Empat Gaya Penulisan yang Wajib Kamu Pahami!

Di dunia kepenulisan, sebenarnya ada huruf gaya kepenulisan yang tersebar dan digunakan di berbagai buku. Namun, secara akademis dan teknis, kamu hanya perlu memahami setidaknya empat gaya penulisan ini!

  1. Gaya Naratif (Narrative Style)

Gaya penulisan yang pertama adalah naratif yang menjadi gaya dengan jumlah paling banyak digunakan dalam dunia fiksi, tulisan memoar, dan kisah inspiratif tokoh. Adapun tujuan dari gaya tulisan ini adalah menceritakan sebuah cerita dengan dramatis, dan emosional.

Ciri khas dari gaya penulisan ini adalah mengandung tokoh, konflik dan alur cerita. Sering kali pada gaya ini juga menggunakan sudut pandang orang pertama atau ketiga. Tak hanya itu, cerita yang disajikan juga biasanya kaya akan detail deskriptif dan emosional.

Contoh kalimatnya adalah ”Langkahku terhenti di depan pintu rumah yang sudah kusam itu. Bau tanah basah masih menempel di hidungku, sementara tangan dan hatiku belum yakin untuk mengetuk.”

Penulis yang memilih untuk menggunakan gaya ini haruslah pandai menghidupkan suasana melalui penggambaran deskriptif, membangun konflik yang menarik dan membuat pembaca seolah ikut masuk ke dalam cerita.

  1. Gaya Ekspositori (Expository Style)

Berbeda dengan gaya penulisan naratif, gaya ekspositori lebih fokus pada penjelasan dan informasi. Biasanya, jenis gaya ini digunakan dalam tulisan akademik, artikel edukatif, atau buku nonfiksi dengan topik-topik berat.

Gaya ekspositori ditandai dengan penyampaian topik secara objektif dan sistematis. Selain itu, pemilihan diksinya pun menggunakan bahasa yang padat dan jelas. Serta tidak memuat opini pribadi atau emosi penulis.

Contohnya adalah ”Di Indonesia, pendidikan inklusif mulai diterapkan sejak tahun 2004, dengan fokus pada pengintegrasian siswa berkebutuhan khusus ke dalam sekolah umum.”

Kamu bisa menggunakan gaya penulisan ini ketika hendak menulis buku akademis, panduan atau artikel yang bersifat mengedukasi.

  1. Gaya Persuasif (Persuasive Style)

Gaya penulisan yang selanjutnya adalah gaya persuasif, di mana penulis akan menyajikan konten yang meyakinkan pembaca untuk melakukan sesuatu atau percaya pada suatu hal. Penulis dengan gaya ini sering ditemukan dalam konten mengenai marketing atau buku bisnis.

Ada beberapa ciri khas yang bisa diketahui dari gaya ini, yakni selalu mengandung argumen kuat. Karena bertujuan untuk memengaruhi pembaca, maka bahasa yang digunakan pasti memiliki argumen. Selain itu, agar lebih meyakinkan konten di buku-buku persuasif pasti memiliki data dan fakta.

Contohnya adalah ”Bayangkan jika kamu bisa bekerja di mana saja, mengatur waktu sesuka hati, dan tetap menghasilkan pendapatan yang stabil. Menjadi penulis lepas adalah jawabannya! Dan, kamu bisa mulai hari ini!”

  1. Gaya Deskriptif (Descriptive Style)

Memiliki gaya penulisan yang cukup mirip dengan narrative style, gaya deskriptif lebih menekankan pada pendeskripsian yang mendalam dan detail. Tujuannya adalah menciptakan imajinasi dalam benak pembaca.

Jika ditelaah, gaya deskriptif memiliki ciri khas yang menggambarkan suasana, karakter, dan objek dengan detail-detail sensorik. Selain itu, gaya bahasa yang digunakan juga menggunakan banyak jenis metafora, perbandingan dan imaji.

Contoh kalimatnya adalah ”Senja menumpahkan warna jingga ke cakrawala, memantulkan kilau emasi di permukaan danay yang tenang. Angin sore menyapa wajahku dengan lembut.”

Gaya penulisan ini sangat cocok untuk penulis puisi, cerpen dan novel yang mengandalkan keindahan kata-kata.  

Nah, itu dia beberapa jenis gaya penulisan yang bisa kamu aplikasikan ke dalam tulisanmu nantinya. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menentukan gaya tulisan! Apa saja?

Bagaimana Menentukan Gaya Penulisan yang Cocok?

Dalam menentukan gaya kepenulisan yang tepat, kamu sebagai penulis bisa mempertimbangkan beberapa aspek di bawah ini:

  1. Tujuan Penulisan

Sebagai penulis, menentukan tujuan penulisan di awal adalah hal yang sangat penting. Cobalah tanyakan pada diri sendiri, apakah tujuanmu untuk mengedukasi, menginspirasi, memperoleh profit dari penjualan buku, atau sekadar bercerita.

Biasanya, tujuan yang berbeda akan memengaruhi gaya penulisan. Jika tujuanmu adalah mengedukasi, kamu bisa memilih genre self-improvement dengan gaya tulisan yang persuasif.

  1. Target Pembaca

Selain tujuan penulisan, aspek lain yang harus ditentukan di awal proses adalah target pembaca.

Gaya menulis untuk remaja tentu saja berbeda dengan tulisan untuk profesional atau akademisi. Target pembaca remaja pasti senang dengan gaya kepenulisan deskriptif dan naratif, sedangkan profesional atau akademisi akan cenderung menyukai gaya ekspositori.

  1. Ciri Khas Penulis

Ketahuilah bahwa setiap penulis pasti punya ”suara” atau ciri khas masing-masing. Kamu bisa menemukan gaya yang paling nyaman untuk digunakan lalu kembangkan dan latih dari sana!

Itu dia beberapa aspek yang harus diperhatikan agar kamu bisa menentukan gaya kepenulisan di bukumu! Jika masih ragu, kamu bisa belajar terlebih dahulu mengenai gaya penulisan!

Kamu bisa rajin membaca berbagai jenis genre bacaan agar menemukan referensi dalam hal gaya dan struktur tulisan. Makin banyak kamu membaca, maka perlahan kamu akan menemukan ciri khas itu!i

Gaya Penulisan adalah Jembatan antara Pesan dengan Pembaca.

Gaya penulisan bukan sekadar hiasan kata-kata indah saja, tetapi juga jembatan antara apa yang ingin penulis sampaikan dan bagaimana pembaca bisa memahaminya. Jika kamu memilih gaya penulisan yang tepat, maka pesanmu akan tersampaikan dan pembaca jadi lebih merasa terhubung secara emosional maupun intelektual, loh!

Nah, jika kamu kesulitan dalam mempelajari dan menemukan gaya penulisan apa yang cocok untuk bukumu, mengapa tidak menyerahkannya pada profesional seperti Alhambra Professional Writer?

Kami bisa mewujudkan buku yang sesuai dengan gaya dan personalitymu! Penasaran bagaimana cara kami melakukannya? Segera hubungi https://jasapenulisprofesional.com/ untuk informasi selengkapnya!

Bagikan Ke :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top