Langkah Awal yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Menulis Buku Fiksi

Menulis buku fiksi adalah sebuah proses kreatif yang menyenangkan, tetapi juga memerlukan perencanaan dan kedisiplinan. Banyak orang memiliki ide cerita menarik, tetapi hanya sedikit yang berhasil menyelesaikannya menjadi sebuah buku. Bukan karena kurangnya kemampuan, melainkan karena kurangnya persiapan.

Artikel ini akan membagikan tahapan demi tahapan menulis buku fiksi, agar Anda memiliki pandangan serta guidance untuk mewujudkan buku fiksi pertama Anda!

Menulis Buku Fiksi, Semudah Tersenyum

Jika Anda termasuk orang yang bercita-cita menulis dan menerbitkan buku fiksi, penting untuk memahami bahwa menulis bukan sekadar soal menuangkan ide ke dalam tulisan. Ada langkah-langkah awal yang perlu Anda siapkan agar proses penulisan berjalan lebih lancar, terarah, dan menghasilkan karya yang berkualitas.

Berikut ini adalah delapan langkah awal yang perlu dipersiapkan sebelum Anda mulai menulis buku fiksi.

1. Temukan Ide Cerita yang Kuat

Langkah pertama adalah menemukan ide cerita yang cukup kuat untuk dikembangkan menjadi sebuah karya utuh. Ide cerita bisa muncul dari pengalaman pribadi, pengamatan sosial, sejarah, bahkan dari pertanyaan-pertanyaan filosofis sederhana.

Namun, tidak semua ide layak dikembangkan menjadi buku. Anda perlu memastikan bahwa ide tersebut memiliki potensi konflik, perkembangan tokoh, dan daya tarik yang mampu membuat pembaca terus mengikuti kisahnya.

Sedikit saran yang bisa Anda lakukan untuk memastikan bahwa ide tersebut worth it untuk ditulis menjadi buku fiksi adalah dengan mulai mencatat semua ide yang terlintas di pikiran Anda. Selain itu, melakukan eksplorasi juga dapat membantu mengembangkan ide.

Nah, langkah terakhirnya adalah coba uji ide dengan bertanya, “Apakah ini cukup menarik untuk ditulis sepanjang 150-300 halaman?” Jika Anda sanggup mengembangkan dan menulis buku fiksi dari ide  tersebut, maka lakukanlah.

 

2. Pahami Siapa Target Pembaca Anda

Mengetahui siapa target pembaca Anda sangat penting sebelum menulis buku fiksi. Pemahaman ini akan mempengaruhi gaya penulisan, panjang cerita, jenis konflik yang digunakan, dan bahkan pilihan kata.

Untuk memantik jawaban dari siapa target pembaca Anda, mulai dengan memahami siapa  target pembaca dengan bertanya ke diri sendiri apakah buku ini ditujukan untuk remaja, dewasa muda, atau dewasa akhir? Lalu, Anda juga bisa bertanya apakah pembaca Anda menyukai cerita yang romantis, fantasi, atau bahkan drama petualangan?

Dengan memahami target pembaca, Anda bisa menyesuaikan tulisan agar lebih mengena dan relevan.

 

3. Buat Outline atau Kerangka Cerita

Outline adalah peta perjalanan cerita Anda. Meski sebagian penulis suka menulis secara spontan, outline tetap diperlukan untuk menjaga alur cerita tetap fokus dan tidak melebar ke mana-mana.

Elemen penting dalam outline antara lain:

  • Premis cerita: inti gagasan atau pertanyaan besar dalam cerita Anda.
  • Tokoh utama dan tokoh pendukung.
  • Struktur alur: awal, tengah, klimaks, dan akhir.
  • Konflik utama dan konflik sampingan jika ada.

Outline tidak harus kaku, Anda tetap bisa berimprovisasi selama proses menulis, namun memiliki kerangka kerja akan sangat membantu menghindari writer’s block.

 

4. Bangun Karakter yang Kuat dan Autentik

Tokoh-tokoh dalam buku fiksi adalah jiwa dari cerita Anda. Pembaca akan terhubung secara emosional jika karakter yang Anda buat terasa nyata, kompleks, dan berkembang seiring cerita.

Pertimbangkan untuk menjawab pertanyaan ini untuk tiap tokoh utama:

  • Apa tujuan mereka?
  • Apa ketakutan terdalam mereka?
  • Apa nilai atau prinsip yang mereka pegang?
  • Bagaimana latar belakang mereka memengaruhi keputusan yang mereka buat?

Karakter yang kuat tidak harus sempurna, justru kelemahan dan konflik internal mereka lah yang akan membuat cerita menjadi lebih menarik.

 

5. Pilih Sudut Pandang dan Gaya Bahasa

Sudut pandang (point of view) akan sangat mempengaruhi cara cerita Anda dibaca dan dirasakan. Ada dua sudut pandang utama yang umum digunakan dalam fiksi:

  • Orang pertama (“saya” atau “aku”): cocok untuk cerita yang lebih personal dan emosional.
  • Orang ketiga (“dia”): memberikan pandangan yang lebih luas terhadap cerita dan bisa berpindah dari satu tokoh ke tokoh lain.

Tentukan juga gaya bahasa Anda apakah akan menggunakan narasi yang puitis, sederhana, ringan, atau penuh metafora. Gaya bahasa yang konsisten akan memperkuat identitas cerita dan membantu Anda membangun pengalaman membaca yang lebih menyenangkan.

 

6. Lakukan Riset

Walaupun Anda sedang menulis buku fiksi, elemen-elemen yang Anda tuliskan tetap harus logis dan meyakinkan. Karena itu, riset menjadi hal penting dalam menulis buku fiksi, terutama jika cerita Anda menyentuh topik profesi tertentu, budaya asing, latar sejarah, atau lokasi geografis tertentu.

Riset akan membantu Anda:

  • Membangun dunia cerita yang kredibel.
  • Menghindari kesalahan fatal dalam detail cerita.
  • Memberikan dimensi tambahan bagi pembaca yang kritis terhadap fakta.

Jangan takut meluangkan waktu untuk membaca buku referensi, menonton dokumenter, atau mewawancarai orang yang relevan dengan tema cerita Anda.

 

7. Siapkan Rutinitas Menulis

Satu hal yang sering dilupakan adalah bagaimana Anda akan menulis. Apakah Anda akan menulis setiap hari, seminggu sekali, atau mengikuti target tertentu?

Beberapa saran untuk membangun rutinitas menulis:

  • Tentukan waktu terbaik Anda untuk menulis: pagi, malam, atau akhir pekan.
  • Tetapkan target realistis, misalnya 500 kata per hari atau satu bab per minggu.
  • Buat ruang khusus yang nyaman dan bebas gangguan.

Menulis buku fiksi adalah proyek jangka panjang. Konsistensi adalah kunci utama agar Anda bisa menyelesaikan naskah hingga akhir.

 

8. Persiapkan Mental Anda

Tidak kalah penting dari teknis menulis adalah mental Anda. Menulis buku fiksi seringkali membawa penulis ke dalam perjalanan emosional: mulai dari rasa percaya diri yang naik-turun, kebingungan arah cerita, hingga kelelahan mental.

Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan mental selama proses menulis:

  • Jangan menilai tulisan Anda saat masih dalam tahap awal.
  • Jangan membandingkan diri dengan penulis lain.
  • Ambil jeda jika merasa lelah, tapi jangan berhenti terlalu lama.

Menulis adalah proses belajar. Setiap tulisan, entah bagus atau tidak, adalah bagian dari pertumbuhan Anda sebagai penulis.

Mulailah Menulis Buku Fiksi dengan Percaya Diri

Menulis buku fiksi bukan sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh mereka yang “berbakat sejak lahir”. Siapa pun bisa melakukannya jika memiliki komitmen, perencanaan, dan kemauan belajar yang kuat.

Dengan mempersiapkan langkah-langkah awal seperti yang telah dijelaskan mulai dari menemukan ide, mengenal pembaca, membangun karakter, hingga menata rutinitas menulis Anda sudah selangkah lebih dekat menuju karya yang siap dibaca dan dinikmati banyak orang.

Ingatlah, setiap penulis besar juga pernah menjadi penulis pemula. Jangan takut untuk mencoba, salah, dan terus memperbaiki. Dunia kepenulisan fiksi adalah dunia yang luas dan penuh kemungkinan. Namun, tetap tanamkan mindset bahwa proses menulis bukan pekerjaan singkat dan butuh persiapan.

Tak jarang penulis pemula harus menghabiskan waktu sedemikian lamanya hanya untuk belajar menulis fiksi. Tentu, hal ini akan menjadi PR bagi Anda yang memiliki kesibukan lain di luar kegiatan menulis. Anda harus mahir membagi waktu antara dunia profesional dengan aktivitas menulis.

Karena inilah, kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk menggunakan jasa penulis profesional agar tidak menganggu waktu mereka di dunia profesional atau karier. Nah, jika Anda ingin tahu lebih soalan jasa penulis profesional, klik https://jasapenulisprofesional.com/ dan dapatkan informasi selengkapnya di sana!

Bagikan Ke :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top