Langkah Mudah Membuat Kerangka Cerita Novel bagi Penulis Pemula

Membuat Kerangka Novel

Langkah Mudah Membuat Kerangka Cerita Novel bagi Penulis Pemula

Sebelum memulai proses penciptaan karya fiksi novel, ada beberapa langkah yang perlu dipersiapkan. Tujuannya agar ketika proses penulisan sudah berlangsung, penulis bisa lebih fokus mengembangkan cerita dan tidak lagi bingung dengan arah cerita mau dibawa ke mana. Salah satu langkah paling mendasar yang harus dilakukan sebelum mulai menulis fiksi adalah membuat kerangka cerita novel

Apa yang dimaksud dengan kerangka cerita? 

Sederhananya, kerangka cerita adalah rancangan tulisan yang memuat garis besar keseluruhan isi novel; mewakili awal hingga akhir kisah dalam novel yang disusun secara logis dan sistematis. Tidak ada ketentuan baku bagaimana format kerangka cerita karena setiap penulis bebas mengembangkan pola penulisannya masing-masing. Yang pasti, kerangka yang dibuat itu harus mampu menggambarkan garis besar jalan cerita novel dari awal hingga akhir. 

Membuat kerangka cerita untuk novel tidaklah serumit yang dipikirkan karena adanya kerangka itu sendiri adalah untuk memudahkan, bukan menyulitkan. Saat kerangka cerita sudah matang, Anda pun bisa mulai mengeksekusinya menjadi novel utuh dengan menggunakan gaya bahasa untuk mengemas rangkaian kisah yang ingin disampaikan.  

 

Begini Cara Membuat Kerangka Cerita Novel secara Mudah

Sebelum membahas lebih jauh tentang cara dan tahapan membuat kerangka cerita pada novel, perlu dipahami terlebih dahulu mengapa kita harus membuat kerangka cerita novel?

Gambarannya begini. Bayangkan kerangka cerita adalah sebuah peta yang menunjukkan jalan dari kota A ke kota B. Awal posisi kita adalah kota A dan tujuan akhir kita adalah kota B. Agar bisa sampai di kota B dengan tepat waktu dan selamat tanpa tersesat, kita harus melewati jalan yang sudah ditunjukkan dalam peta. 

Jika kita tidak mengikuti arahan pada peta, atau bahkan kita tidak punya peta sejak awal, besar kemungkinan kita akan tersesat sepanjang perjalanan menuju kota B. Bisa jadi malah kita tidak pernah sampai di kota B karena belibet di tengah jalan.

Begitulah ilustrasi pentingnya kerangka cerita yang sama fungsinya seperti peta. Kerangka cerita memberikan arah dan jalan agar sampai ke tujuan kita menulis novel, memudahkan kita agar fokus kepada ending yang ingin dicapai dalam novel, dan mencegah agar kita tidak tersesat sepanjang proses menulis novel. Tersesat dalam artian terdistrak oleh hal lain di tengah-tengah cerita sehingga tidak sampai pada ending yang diinginkan. 

Nah, setelah paham tentang pentingnya kerangka cerita pada novel, barulah kita pelajari bagaimana cara menciptakan kerangka cerita novel. Seperti yang telah disampaikan di muka, tidak ada format baku bagaimana model kerangka cerita. Namun, berikut ada beberapa cara dan tahapan membuat kerangka cerita pada novel yang dapat memudahkan penulis pemula. 

  • Menentukan Premis utama Novel

Sederhananya, premis adalah ide dasar yang melandasi cerita dalam novel. Premis mewakili tema utama novel dan apa tujuan yang ingin dicapai penulis dengan novel yang dibuatnya. Sebelum mulai menentukan kerangka cerita novel, pastikan Anda telah mematangkan premis yang ingin dieksekusi menjadi ide dasar cerita. 

Misalnya, Anda ingin membuat novel tentang perempuan. Kerucutkan lagi topik tentang perempuan itu menjadi premis yang dapat difokuskan. Mungkin bisa ambil premis stigma terhadap perempuan yang menjadi ibu rumah tangga, atau bisa juga memilih topik ketangguhan perempuan karier di tengah kehidupan ibu kota yang amburadul, dan beragam topik lain. Pada intinya, premis ini sifatnya fokus, mendasar, dan spesifik. 

Bagi penulis pemula, ada perbedaan signifikan antara orang yang mematangkan premis di awal dengan orang yang spontan langsung menulis. Penulis pemula yang menyiapkan premis secara “matang” relatif lebih lancar dalam mengembangkan cerita. Alasannya karena akar ide yang mendasari keseluruhan cerita sudah dipikirkan sejak awal. Alhasil, saat waktunya menulis tinggal eksekusi saja menyusun narasi dan dialog/monolog untuk mengembangkan ide tersebut.

Sementara itu, penulis pemula yang tidak mematangkan premis di awal, ketika sudah memulai proses penulisan lebih berpotensi mengalami macet. Penyebabnya bisa jadi karena penulis tersebut tidak tahu apa yang benar-benar ingin ditulisnya; masih bingung ke mana arah cerita dan bagaimana pengembangan alurnya menuju konflik utama; cakupan cerita dalam novel terlalu luas hingga hilang fokus; atau bisa juga macet karena buntu ide saat sudah sampai di tengah cerita. Jadi, untuk mengantisipasi agar semua kendala itu tidak terjadi, matangkan premis sejak sebelum mulai menyusun kerangka. 

  • Mengembangkan Premis menjadi Rangkaian Kejadian

Apabila premis sudah matang, langkah selanjutnya adalah mengembangkan premis tersebut menjadi rangkaian kejadian dalam novel. Rangkaian kejadian ini bisa dibuat dengan cara brainstorming untuk memudahkan gali ide. Pikirkan kejadian apa saja yang ingin Anda ceritakan dalam novel, kemudian tuliskan dalam bentuk poin-poin. Gali sebanyak mungkin kejadian karena sebuah novel akan disenangi oleh pembaca apabila memuat beragam kejadian menarik di dalamnya. 

Yang tak kalah penting, pikirkan juga unsur kelogisan kejadian dalam cerita. Hindari menceritakan kejadian yang tidak masuk akal. Kurangi juga kejadian yang berunsur deus ex machina, yaitu kondisi dalam cerita saat ada konflik, lalu bisa terselesaikan dengan solusi yang tiba-tiba muncul (biasanya solusi yang tidak masuk akal). 

  • Merancang Penokohan dan Alur 

Langkah selanjutnya untuk mempersiapkan kerangka cerita novel adalah merancang penokohan dan alur. Buat secara garis besar saja karena nanti bisa dikembangkan lebih detail seiring berjalannya cerita selama proses penulisan. Terkait penokohan, rancang tokoh utama beserta karakternya. Novel yang baik adalah novel yang karakternya “hidup”. Buatlah tokoh dengan karakter yang kuat, dalam artian tokoh tersebut mempunyai sifat, tingkah laku, kebiasaan, dan cara berpikir yang khas serta berbeda antarmasing-masing tokoh.

Berkaitan dengan alur, seleksi kembali rancangan kejadian yang sudah dibuat pada step 2. Anda bisa memilih ingin menggunakan alur maju, alur mundur, atau alur kombinasi. Alur maju adalah saat rangkaian kejadian saling berganti sesuai urutan timeline saat ini menuju masa depan. Pada alur mundur, kejadian diceritakan secara flashback ke masa lalu. Adapun alur kombinasi melibatkan permainan alur maju dan mundur.

  • Merumuskan Outline per Bab

Dari step 1 sampai 3 sebenarnya sudah bisa disebut kerangka novel. Namun untuk lebih memudahkan, Anda bisa menyusunnya menjadi versi tabel outline yang sistematis. Buatlah tabel yang setidaknya berisi 2 kolom. Kolom pertama berisi bab 1, bab 2, dan seterusnya, sementara kolom kedua berisi alur kejadian yang akan disampaikan pada bab tersebut.

Anda bisa memilih alur dari yang sudah didapatkan dari step 3 untuk dimasukkan ke kolom kedua sesuai babnya. Dari proses ini, Anda nantinya bisa membuat rancangan berapa bab yang akan termuat dalam novel sekaligus apa saja isi pada masing-masing bab. Dengan demikian, saat proses menulis berlangsung, Anda tidak perlu lagi memusingkan komposisi bab. Anda pun dapat lebih mudah mengembangkan cerita sesuai outline yang telah dibuat.

 

Itulah perihal kerangka cerita novel yang perlu dipahami apabila hendak menulis novel. Membuat kerangka cerita novel akan sangat membantu menyelesaikan proses menulis hingga selesai. Kerangka cerita juga bisa mengantisipasi terjadinya stuck ide di tengah-tengah proses menulis. Dengan demikian, penulisan novel pun akan lebih mudah dituntaskan hingga akhir. Selamat mencoba dan semangat berkarya!

Bagikan Ke :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top