Menulis di Social Media Jadi Buku, Bisa Pakai Apa Saja?
Menulis di Social Media Jadi Buku, Bisa Pakai Apa Saja?
Social media akhir-akhir ini memang menjadi sahabat kita. Bagaimana tidak, di setiap saat, kebanyakan orang bergantung pada ponsel dan social media yang ada di dalamnya. Secara virtual, melalui social media, kita bisa terhubung dan saling berbagi banyak hal dengan orang-orang di seluruh dunia. Akan tetapi, tahukah kamu bahwa social media tidak hanya digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain saja? Dengan penggunaan yang tepat, kamu bisa menjadikan social media sebagai sarana menjadi lebih produktif. Salah satunya adalah kamu bisa menulis di social media jadi buku.
Di dunia virtual, banyak sekali platform yang dapat menjadi wadah untuk membagikan tulisanmu. Tak hanya sekadar berbagi tulisan, kamu juga bisa mendapatkan pembaca dan kurator naskah. Dengan begitu, naskah yang kamu tulis bisa mendapatkan saran-saran perbaikan maupun eksposur agar bisa dilihat lebih banyak orang lagi.
Menulis di Social Media Jadi Buku
Kalau kamu mempunyai hobi menulis, tentunya menulis di media digital bisa menjadi pilihan yang bagus. Selain kamu tidak perlu mengeluarkan banyak modal, menulis di media digital atau social media mempermudah kamu mempromosikan naskah dan mendapatkan pembaca. Ada banyak platform menulis daring yang bisa kamu gunakan untuk mempromosikan tulisanmu. Di bawah ini, ada 3 platform yang bisa kamu coba untuk memublikasikan naskahmu.
- Blog
Kamu pastinya sudah tidak asing dengan nama Raditya Dika. Yups, penulis novel romansa-komedi yang sekarang banyak merambah dunia film tersebut ternyata mengawali kariernya dari blog, lho! Melalui blognya, Radit biasa menuliskan cerita-cerita sederhana tentang kegiatan sehari-harinya. Uniknya, meskipun sederhana, tetapi Radit membawakan cerita-ceritanya dengan gaya bahasa yang lucu dan penuh dengan candaan. Inilah yang membuat Radit akhirnya mendapatkan tawaran dari penerbit untuk menerbitkan buku. Hasilnya, buku Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh terbit pada tahun 2006.
Digagas pertama kali oleh Blogger pada tahun 1999, tampaknya blog masih menjadi platform yang banyak digunakan untuk berbagi tulisan. Di era sekarang, blog memang masih banyak digunakan oleh para blogger, meskipun tidak sebanyak sebelum adanya platform-platform menulis lainnya. Ketika kamu menulis di sebuah blog, kamu harus membuat blogmu tampak sedemikian rupa untuk mengundang orang mengunjungi blogmu. Pertama, kamu harus menetapkan tujuan konten apa saja yang akan kamu bagikan di blogmu. Kamu juga perlu memasukkan data diri dan kontak yang bisa dihubungi agar pembaca bisa menjangkaumu.
Jika blog yang kamu kelola sudah memiliki banyak pengunjung atau bahkan pelanggan/pembaca tetap, eksposur blogmu akan terus meningkat. Jangan lupa untuk rutin menulis di blogmu agar pembaca tidak jenuh menunggu update dari naskahmu. Frekuensi menulismu juga memengaruhi performa bagaimana mesin pencari akan menampilkan blogmu di internet. Nah, kalau naskahmu sudah banyak peminatnya, kamu bisa mulai mencari penerbit yang cocok denganmu untuk menerbitkan naskahmu dengan lengkap. Tak hanya itu, jika pembacamu sudah melampaui target yang ditetapkan oleh penyedia layanan blog, kamu bisa mendapat uang dari tulisanmu. Jika beruntung, akan ada pihak penerbit yang menghubungimu terlebih dahulu untuk memberi penawaran terkait penerbitan buku. Begitulah kamu bisa membuat tulisan di social media jadi buku.
- Wattpad
Bagi pembaca muda atau orang-orang yang ingin memperluas bacaan melalui media digital, Wattpad adalah salah satu opsi terbaik. Dibuat khusus untuk para penulis amatir memublikasikan naskahnya, ternyata penulis di Wattpad tidak terbatas hanya menulis di platform tersebut saja. Kalau naskah yang ditulis menarik dan mendapat banyak respons positif dari pembacanya, tidak menutup kemungkinan ada penerbit yang akan melamar naskah tersebut untuk dibukukan secara fisik.
Erisca Febriani, novelis asal Lampung ini pernah menjadikan Wattpad sebagai wadahnya berbagi tulisan. Dear Nathan adalah karya pertamanya yang dipublikasikan di Wattpad dan menuai banyak pujian dari pembaca. Pembaca sangat antusias menunggu kelanjutan setiap kisahnya dan akhirnya membuat naskahnya dicetak dalam bentuk fisik. Kepopulerannya juga membuat naskah ini difilmkan, bahkan dibintangi oleh aktor dan aktris ternama di Indonesia, Jefri Nichol dan Amanda Rawles.
Berbeda dengan blog, ketika kamu menulis di Wattpad, naskahmu akan langsung dibentuk seperti sedang membaca buku. Tulisanmu akan dihitung berdasarkan jumlah halaman yang kamu tulis. Di Wattpad, kamu sebaiknya membuat akunmu semenarik mungkin. Tambahkan desain cover yang cantik untuk naskahmu. Karena Wattpad bersifat gratis, kamu bisa memublikasikan tulisanmu di sana sekaligus mempromosikannya tanpa harus mengeluarkan modal tersendiri. Kamu hanya perlu menuliskan apa yang ingin kamu tulis, bisa berupa novel, kumpulan cerpen, puisi, dan sebagainya, lalu promosikan tulisanmu.
Salah satu hal penting yang perlu kamu perhatikan adalah konsistensi dalam menulis. Jangan biarkan pembaca menunggu terlalu lama, atau sebaliknya, kamu memublikasikan banyak naskah sekaligus. Tentukan waktu untuk menulis dan publikasikan tepat waktu. Jika naskahmu banyak digemari dan populer di kalangan pembaca, besar kemungkinan akan ada penerbit yang ingin menerbitkan naskahmu dalam bentuk buku fisik. Dengan begitu, kamu bisa membuat karangan di social media jadi buku.
Siapa yang tidak kenal social media yang satu ini? Twitter memang dikenal sebagai salah satu platform yang memungkinkan penggunanya saling berinteraksi menggunakan tulisan yang disebut dengan tweet. Akhir-akhir ini, para pengguna Twitter tampaknya sangat memafaatkan salah satu fitur Twitter, yakni thread. Thread adalah fitur Twitter yang membuat penggunanya bisa “menjahit” beberapa tweet menjadi sebuah kesatuan. Biasanya, pengguna Twitter memakai fitur ini untuk menceritakan suatu kejadian, melaporkan sesuatu, atau bahkan sekadar berbagi gambar lucu.
Sebagai contoh, kamu tentunya pernah mendengar atau bahkan membaca sendiri sebuah thread horor yang sempat viral beberapa saat yang lalu. Thread berjudul KKN di Desa Penari yang ditulis oleh Simpleman sangat ramai dan menjadi perbincangan publik. Karena antusias pembaca thread yang sangat tinggi, cerita ini diangkat menjadi sebuah novel dan terjual lebih dari 50 ribu eksemplar. Cerita fenomenal ini akhirnya mengundang produser film untuk mengangkat kisah ini ke layar lebar dan berhasil menggaet lebih dari 9 juta penonton dari seluruh Indonesia.
Contoh lainnya adalah buku Andai Sel-Sel Dalam Tubuhmu Berbicara yang ditulis oleh Rizal Do, seorang perawat yang sering berbagi pengetahuan terkait kesehatan melalui thread di Twitter. Baru-baru ini, salah satu penerbit menawarkan untuk memublikasikan thread edukasinya dalam bentuk buku. Kalau kamu tertarik membuat bukumu melalui platform yang satu ini, tentunya kuncinya adalah menggaet banyak audiens untuk membaca dan berinteraksi dengan cerita yang kamu buat. Keren banget, kan, posting di social media jadi buku?
Itu dia cara-cara membuat buku dari tulisan di social media. Kamu bisa juga, lho, menulis di social media sambil merencanakan untuk membuat tulisanmu menjadi sebuah buku. Yang kamu butuhkan adalah ide tulisan yang segar, konsistensi menulis, dan kegigihan mempromosikan tulisanmu agar medapat banyak pembaca. Menarik, bukan? Sambil menekuni hobi menulismu, kamu juga bisa sambil mendapatkan pundi-pundi tambahan dari hasil tulisanmu.