Biar Naskah Nggak Asal Jadi Buku, Maka Pahami Dulu Gaya Selingkung! Yuk, Simak!

Saat Anda memutuskan untuk menulis dan menerbitkan buku, satu hal penting yang sering kali luput dari perhatian adalah gaya selingkung. Mungkin Anda sudah akrab dengan tata bahasa, ejaan, atau alur tulisan, tapi pernahkah Anda mempertimbangkan apakah tulisan Anda sudah sesuai dengan pedoman penulisan yang berlaku?

Jika belum, artikel ini akan membantu Anda memahami apa itu pedoman penulisan, mengapa penting, dan bagaimana Anda bisa mengaplikasikannya sebelum buku Anda benar-benar diterbitkan.

Apa Itu Gaya Selingkung?

Secara sederhana, gaya selingkung adalah pedoman penulisan yang berlaku di lingkungan tertentu baik itu penerbit, media massa, atau instansi lainnya. Pedoman ini mencakup berbagai aspek penulisan, seperti cara penulisan istilah asing, penggunaan tanda baca, penulisan gelar, angka, dan lainnya.

Gaya selingkung juga sering mengatur konsistensi dalam pilihan kata dan format yang disesuaikan dengan karakter organisasi atau penerbit yang bersangkutan. Misalnya, beberapa penerbit memilih untuk menggunakan istilah “email” tanpa tanda hubung, sementara lainnya tetap mempertahankan “e-mail”.

Dengan kata lain, pedoman penulisan berfungsi sebagai “identitas tertulis” yang menjadi ciri khas penerbit atau organisasi.

Mengapa Gaya Selingkung Itu Penting?

Mengabaikan gaya selingkung saat menulis buku bisa membuat naskah Anda terlihat tidak profesional. Bayangkan sebuah buku yang tidak konsisten dalam menulis ejaan. Misalnya, menulis ”ustaz” di beberapa kata, tetapi di bagian lainnya berubah menjadi ”ustadz”. Membingungkan, bukan?

Hal seperti ini bisa mengganggu kenyamanan membaca dan menurunkan kredibilitas naskah. Akibatnya, pembaca akan malas melanjutkan untuk menyelesaikan buku ini.  Nah, alasan lain mengapa Anda perlu mengenal dan menerapkan pedoman penulisan sebelum menerbitkan buku Anda adalah:

1.   Menjaga Konsistensi Tulisan.

Konsistensi penting agar pembaca tidak bingung dengan variasi penulisan istilah atau format yang berubah-ubah. Akibatnya, naskah terlihat tidak rapi dan kurang profesional.

2.   Meningkatkan Profesionalisme.

Naskah yang mengikuti pedoman dari penerbitan terlihat lebih rapi dan siap diterbitkan. Dengan memperhatikan pedoman penulisan, naskah terlihat lebih profesional dan pembaca pun lebih suka.

3.   Mempermudah Proses Penyuntingan.

Editor dan proofreader akan lebih mudah memeriksa naskah yang sudah sesuai gaya selingkung, sehingga proses revisi lebih efisien. Kemungkinan naskah Anda terpilih untuk diterbitkan akan semakin besar.

4.    Mengikuti Standar Penerbit.

Setiap penerbit memiliki preferensi sendiri, dan naskah yang sejak awal sudah mengikuti pedoman gaya selingkung tentu lebih disukai.

Bagaimana Cara Menyesuaikan Gaya Selingkung?

Menyesuaikan naskah dengan gaya selingkung bukan hal sulit jika Anda tahu caranya. Berikut beberapa langkah yang bisa Anda ikuti:

1. Pahami Pedoman Penulisan dari Penerbit Tujuan

Banyak penerbit yang menyediakan style guide atau panduan penulisan. Jangan ragu untuk memintanya atau mencari tahu terlebih dahulu. Jika Anda menulis untuk media atau instansi tertentu, biasanya mereka sudah memiliki dokumen khusus yang bisa dijadikan acuan.

2.   Gunakan Kamus dan EYD Terbaru

Pastikan Anda mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Ini adalah fondasi utama sebelum menerapkan pedoman penulisan lebih lanjut. Pedoman penulisan biasanya berdiri di atas aturan baku ini dan memberikan modifikasi sesuai kebutuhan.

3.   Buat Daftar Istilah Khusus

Jika buku Anda banyak menggunakan istilah asing, teknis, atau keagamaan, buatlah daftar istilah khusus dan pilih satu bentuk penulisan yang akan digunakan secara konsisten. Misalnya, apakah Anda akan menggunakan “ta’lim” atau “taklim”? Pilih satu dan gunakan itu sepanjang naskah.

4.   Gunakan Template Format yang Seragam

Format penulisan (judul bab, subjudul, kutipan, daftar pustaka) sebaiknya dibuat seragam sejak awal. Ini juga bagian dari pedoman penulisan visual yang sering dilupakan. Anda bisa menggunakan template atau menyusun sendiri berdasarkan panduan penerbit.

5.   Lakukan Self-Editing atau Gunakan Bantuan Profesional

Jika Anda merasa kesulitan mengedit sendiri naskah sesuai dengan pedoman penulisan, pertimbangkan untuk menggunakan jasa editor profesional. Ini akan membantu Anda memastikan seluruh naskah sudah sesuai tanpa kehilangan orisinalitas tulisan.

Contoh Penerapan Gaya Selingkung dalam Buku

Agar lebih konkret, berikut contoh kasus kecil yang bisa mempermudah pemahaman Anda mengenai gaya selingkung.

  • Kepenulisan Gelar:
    • Ciri Khas  A: Dr. Andi Mahendra
    • Ciri Khas B: Andi Mahendra, Ph.D.
  • Format Penulisan Istilah Arab:
    • Aturan C: shalat, zakat, haji
    • Aturan D: salat, zakat, haji (mengikuti KBBI)
  • Aturan Kutipan:
    • Format E: menggunakan tanda kutip dua (“…”)
    • Format  F: menggunakan tanda kutip satu (‘…’)

Tidak ada yang salah atau benar secara mutlak dalam hal ini. Yang penting adalah konsistensi dan kesesuaian dengan pedoman penerbit atau instansi Anda.

Kesalahan Umum dalam Menerapkan Gaya Selingkung

Meski terdengar mudah, banyak penulis yang masih melakukan kesalahan dalam menerapkan gaya selingkung, seperti:

  • Menggunakan ejaan lama dan baru secara campur aduk.
  • Tidak konsisten dalam menulis nama tokoh atau istilah.
  • Menyalin format dari buku lain tanpa mengecek pedoman penerbit sendiri.
  • Mengabaikan elemen-elemen kecil seperti penulisan angka, singkatan, atau huruf kapital.

Oleh karena itu, mengenali dan mematuhi gaya selingkung adalah keterampilan dasar yang sebaiknya dikuasai oleh setiap penulis. Sayangnya, elemen ini adalah bagian penting dari proses penulisan buku yang sering terlupakan.

Padahal, dengan memahami dan menerapkannya secara konsisten, Anda bisa meningkatkan kualitas tulisan dan peluang naskah Anda diterima penerbit.

Gunakan Jasa Penulis Profesional untuk Naskah Lebih Siap Terbit

Jika Anda merasa kewalahan dengan berbagai hal teknis seperti struktur naskah, alur cerita, hingga penyesuaian pedoman penulisan, tidak ada salahnya untuk bekerja sama dengan penulis profesional. Mereka tidak hanya mampu membantu menyusun naskah dari nol, tapi juga sudah terbiasa dengan berbagai pedoman dari penerbit besar.

Berikut manfaat menggunakan jasa penulis profesional:

  • Menghemat waktu dan tenaga, Anda tinggal fokus pada ide dan revisi.
  • Hasil tulisan lebih matang dan rapi, karena ditangani oleh orang berpengalaman.
  • Naskah siap kirim ke penerbit, sudah menyesuaikan dengan pedoman yang diinginkan.
  • Pendampingan sampai buku terbit, termasuk dalam penyusunan sinopsis, blurb, bahkan outline promosi.

Dengan menggunakan jasa penulis profesional, Anda bisa lebih percaya diri saat mengajukan naskah ke penerbit. Anda tidak lagi perlu khawatir soal teknis, dan bisa lebih fokus pada substansi isi buku yang ingin disampaikan.

Jangan ragu untuk belajar dari panduan resmi, membuat catatan istilah, atau menggunakan jasa profesional untuk membantu proses Anda. Sebelum buku Anda diterbitkan, pastikan naskah Anda sudah rapi, konsisten, dan sesuai gaya selingkung. Karena di dunia penerbitan, detail kecil bisa membuat perbedaan besar.

Jika Anda ingin dibantu membuat naskah buku yang matang, profesional, dan sesuai gaya selingkung penerbit, kami siap membantu Anda menulis buku impian Anda dari awal hingga siap terbit. Hubungi https://jasapenulisprofesional.com/ untuk konsultasi gratis!

Bagikan Ke :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top